Sungguh hari ini aku bahagia banget bisa melanjutkan diskusi tentang buku Emak.Dan entah mengapa aku dan teman-teman yang baca dan diskusi merasakan betapa hebatnya emaknya pak Daoed dan tidak heran Pak Daoed begitu mencintai Emaknya.
Kebayang dari usia 3 tahun Bapak Daoed main sendiri karena ditinggal kerja oleh orangtuanya. Beliau sangat aktif naik pohon dan bebas manjat kemanapun dia mau. Walaupun rasa bosan datang Bapak Daoed tetap saja ada ide lain untuk aktifitasnya.
Ketemulah cara menangkap capung dengan menggunakan lidi yang sudah dioles getah nangka, sehingga capung melekat dan tidak bisa terbang lagi.
Namun ketika emaknya balik untuk mengambil sesuatu dan menyaksikan Pak Daoed menangkap capung yang menurutnya sangat indah warnanya dan dalam kesempatan itu Emaknya memberikan masukan bahwa
Ada dua cara untuk bisa menikmati keindahan capung dan kupu yang berwarna-warni.
Pertama mengejar dan menangkapnya lalu mengamati bangkainya yang semakin mengering dan kian pudar keindahannya.
Kedua duduk diam sambil melihat serangga-serangga tersebut menari-nari dengan lincahnya disela-sela bunga,
Masing-masing dengan bentuk dan warna tersendiri menampilkan keindahan yang hidup dan serasi.
Hebat sekali Emaknya sama sekali tidak menghakimi apa yang dilakukan melainkan memberi gambaran utk memilih dengan akal dan bijaksana.
Serasa kurang percaya saya telpon beliau untuk meyakinkan apakah usia 3 tahun sudah tahu cara ambil getah nangka?
Bapak Daoed menjawab dengan jenaka via telpon “Nyontek dari kakak kakaknya” Beruntung baca sekarang dan bisa bertanya.
Betapa bahagianya jadi Pak Daoed yang mempunyai keluarga sebahagia itu dan tentunya punya Emak yang begitu luar biasa.
Yuk baca bukunya ..
Smile
Melly Kiong