Tingkat terbawah dalam ilmu itu adalah PAHAM”
Ini wilayah kejernihan LOGIKA berfikir dan kerendahan hati.
Ilmu ini tidak membutakan, malah menjadikan kita KAYA.
Tingkat kedua terbawah adalah KURANG PAHAM
Orang kurang paham akan terus BELAJAR sampai dia PAHAM …, dia akan terus BERTANYA untuk mendapatkan simpul” pemahaman yang BENAR …!
Naik setingkat lagi adalah mereka yang SALAM PAHAM
Salah PAHAM itu biasanya karena EMOSI yang dikedepankan, sehingga dia tidak sempat berfikir JERNIH.
Dan ketika mereka akhirnya PAHAM, mereka biasanya meminta maaf atas KESALAHPAHAMANNYA.
Jika tidak, dia akan NAIK ke tingkat TERTINGGI dari ILMU.
Nah, tingkat TERTINGGI dari ilmu itu adalah GAGAL PAHAM
Gagal paham ini biasanya lebih karena KESOMBONGAN
Karena merasa BERILMU, dia sudah tidak mau lagi menerima ILMU dari orang lain.
Tidak mau lagi menerima MASUKAN dari siapapun ( baik itu nasehat dll ), atau pilih-pilih hanya mau MENERIMA ilmu ( nasehat ) dari yang dia SUKA saja …, bukan ilmu yang DISAMPAIKAN, tapi siapa yang menyampaikan …?
Tertutup hatinya.
Tertutup akal pikirannya.
Tertutup pendengarannya.
Tertutup logikanya.
Ia selalu merasa CUKUP dengan pendapatnya sendiri.
Parahnya lagi …,
Dia tidak MENYADARI* bahwa pemahamannya yang GAGAL itu, menjadi bahan tertawaan orang yang PAHAM.
Dia tetap dengan dirinya, dan dia BANGGA dengan
ke GAGAL PAHAM annya
Kok PAHAM malah ada di tingkat terbawah dan GAGAL PAHAM di tingkat yang paling tinggi ?
Apa tidak TERBALIK ?
Orang semakin PAHAM akan semakin membumi, menunduk, merendah.
Dia menjadi BIJAKSANA, karena akhirnya dia TAHU, bahwa sebenarnya banyak sekali ILMU yang belum dia KETAHUI, dia merasa se-akan” dia tidak tahu APA”
Dia selalu mau menerima ILMU, darimana-pun ILMU itu datangnya.
Dia tidak MELIHAT siapa yang bicara, tetapi dia MELIHAT …, apa yang disampaikan …!
Dia PAHAM …,
Ilmu itu seperti AIR, dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih RENDAH.
Semakin dia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi.
dia seperti balon gas yang berada di atas awan.
Dia terbang tinggi dengan kesombongannya …,
Memandang rendah ke-ilmuan lain yang tak sepaham dengannya,
Dan merasa dialah kebenaran itu
Masalahnya …, dia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin, tanpa mampu menolak.
Sering berubah arah, tanpa kejelasan yang pasti.
Akhirnya dia terbawa ke-mana2 sampai terlupa jalan_ pulang_ …, dia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya …
Dia akan mengakui ke-gagal paham-annya …, dengan penyesalan yang amat sangat dalam.
Jadi yang perlu diingat …,
Akal akan berfungsi dengan benar, ketika hati kita bisa merendah …
Ketika hati kita meninggi.., maka ilmu juga-lah yang akan membutakan akal sehat kita …
Ilmu itu open ending
Makin digali makin terasa dangkal.
Jadi kalau ada orang yang merasa sudah tahu segalanya, berarti dia tidak tahu apa2 … !!!”