Kasus AD ternyata banyak memberi saya banyak sisi pembelajaran, dan pagi ini saya mencoba mengupas dimensi ke-3 bagaimana pengaturan emosi dalam diri orangtua yang berefek ke anak. Ketika AD memperlihatkan bagaimana emosinya di depan media, sepertinya hampir serempak orang akan memberikan penilaian tanpa diminta yaitu “arogan”.
Pengendalian emosi diri itu jauh lebih penting karena anak hanya copy-paste maka dia akan mendapatkan dengan sempurna. Sebenarnya saya hanya ingin memperjelas, bahwa pengendalian emosi sangat berkaitan dengan cara kita memandang semua hal dari sudut pandang yang berbeda, hanya dengan empati kita bisa melakukannya.
Saya mohon maaf jika saya mengajak sobat untuk berterima kasih kepada Dul dan AD, bukan dikarenakan saya mau melawan arus, namun saya perlu jelaskan bahwa terhadap seorang perampok pun kita perlu berterima kasih, karena mereka adalah guru yang memperlihatkan kepada kita bahwa merampok adalah perbuatan yang bukan hanya merugikan diri sendiri melainkan juga orang lain.
Selamat pagi,selalu tersenyumlah dengan manis.