Selasa, 10 Maret 2015
Selamat pagi sobat eMKa Land yang bahagia, semangat Selasa yang penuh asa dari teras”melly kiong”tetap dengan seduhan teh istimewanya yg eling.
Banyak yang tidak menyadari bahwa gara-gara pemilihan sekolah yang sepihak oleh orangtua menyebabkan anak baru memberontak di ujung berakhirnya jenjang yang dijalani. Saya mendapat dua kasus yang persis anak SMP 3 dan anak SMA3.
Mendekati ujian anaknya tidak mau ke sekolah, dan buat orangtua marah sekali karena dianggap anak tidak menghargai jerih payah orangtua, dan lain-lain. Dan protes dipertunjukkan dengan cara sakit-sakitan dan bukan hanya sakit secara fisik namun juga psikis.
Tahu apa penyebabnya? Dari kedua kasus ini ternyata orangtua yang memaksakan kehendak memasukkan anak ke sekolah yang menurut orangtua favorit, demi masa depannya, dan lain-lian, tanpa berpikir panjang anaknya mampu atau tidak, ada kesulitan bergaul dengan teman-temannya atau tidak dan bagaimana kenyamanan anak di sekolah yang baru. Ini ternyata adalah akumulasi dari kemarahan yang tidak bisa disampaikan. Dan ketika badannya sudah besar mereka mulai menunjukkan bahwa sudah saatnya mereka memberontak dengan caranya sendiri. Dari kedua kasus ini malah anak yang lebih galak daripada orangtuanya.
Jadi saya himbau, orangtua selalu mencari tahu apakah anak-anak kita nyaman dan bahagia di sekolahnya, dan jika anak sudah mengerti boleh ajak dia diskusi mengenai sekolah yang akan dipilihnya dan bersama sama putuskan secara demokratis.
Coba ya
Salam smile Melly Kiong
“Cari sekolah yang nyaman buat anak, bukan sekolah yang hebat menurut orangtua.”