Mbak Mudik?? No Problem
Anak memukul orangtua wajarkah?

Tak Perlu Gengsi Mengakui Salah dan Terima Kritikan Anak

Selamat pagi sobat eMKa Land yang berbahagia, wow kangen sekali pastinya ya seminggu kita tidak belajar bersama di sini. Kita buanyaaak sobat baru lho di “Teras Melly Kiong” dan Pontianak menempati urutan pertama dalam jumlah dan semoga Pontianak bisa merealisasikan komunitas nyata yang pertama di Indonesia buat eMKa Land.

Banyak banget bahan yang mau di-share, tetapi hari ini saya mulai dengan pengalaman saya, makan bersama suami dan anak di sebuah resto, dan meja yang kami duduki bocor, sehingga perlu wadah untuk nampung air yang menetes. Sudah 3 kali saya minta tolong pada pelayannya untuk bisa dapat tempat menampung tetesan air, tetapi belum dilayani juga, akhirnya saya bicara agak sedikit tegas bahwa sudah “3 x” saya minta tapi belum dilayani.

Akhirnya kami pindah ke meja yang lain, dan Julian mengkritik saya yang melakukan penekanan dengan menggunakan bahasa 3x itu tidak bijaksana. Alangkah elegannya jika saya minta sekali lagi atau “Mbak apakah saya bisa bantu mengambilkan tempat ke dalam karena mbak terlalu ramai?” Jujur saya mencoba membela diri, tetapi ketika saya melihat bagaimana anak kami bisa begitu besar empatinya pada kondisi yang sulit, kesabarannya menunggu, sungguh membuat aku malu dan aku mengakui kesalahanku.

Sobat eMKa Land yang baik, kerendahan hati adalah kunci bagi orangtua untuk melawan gengsi dan Mindful Parenting mengajak kita untuk tidak menyalahkan diri kita sendiri dan terus belajar berubah menjadi lebih baik. Yuuuk, nggak usah gengsi…
Thank you Julian

Semangat Senin,
Salam smile

@mellykiong

“Gengsi adalah lapisan yang menutup wajah kebijaksanaan orangtua selamanya”